Selasa, 08 Oktober 2013

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif yaitu Dalam suatu penalaran deduktif, ada ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat dan diatur dengan ide yang bersifat umum (premis mayor), diletakkan pada bagian awal dan diikuti dengan ide yang bersifat khusus. Penataan ini dapat direalisasikan dengan menampilkan kalimat pada awal, kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelas. Penjelas (ide penunjang) dapat berupa bukti, contoh : ilustrasi, data statistik, perincian dan sebagainya. Bukti dapat diambil dari hasil pegamatan observasi atau hasil penelitian. Dalam penalaran deduktif, kalimat topik yang berisi ide pokok ditempatkan di awal. Contoh penalaran Deduktif : Dampak dar kenaikan harga BBM. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang berlaku sejak 22 Juni 2013 silam belum terasa signifikan terhadap inflasi Juni 2013. Menurut ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk Wisnu Wardana dampak kenaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter serta harga solar dari Rp 4.500 menjadi Rp 5.500 per liter baru akan terasa pada inflasi Juli 2013. Penarikan simpulan penalaran deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, seperti : - Secara langsung Penarikan simpulan secara langsung dapat dilakukan dengan satu premis. Contoh : Tidak seekorpun unggas adalah angsa - Secara tidak langsung Penarikan simpulan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan dua premis. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. Beberapa jenis penalaran deduktif : - Silogisme kategorial Suatu silogisme yang terdiri dari tiga proposisi, dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis khusus disebut premis minor. Simpulan terdapat subjek dan predikat.  Contoh: Semua makhluk hidup membutuhkan udara. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia membutuhkan udara. - Silogisme hipotesis Suatu silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Contoh : Jika sepada digowes,sepada akan berjalan. Sepeda digowes. Jadi, sepeda berjalan. - Silogisme alternatif Suatu silogisme yang terdiri dari premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Jika premis minornya membenarkan salah satu alternatif, maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh : Dia seorang mahasiswa atau pembunuh. Dia seorang mahasiswa. Jadi, dia bukan seorang pembunuh. - Entimen Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh : Semua artis adalah orang terkenal. Ridno adalah artis Indonesia. Jadi, Ridno adalah orang terkenal. - Salah nalar Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan. Contoh: Andi, seorang alumni Universitas Gunadarma, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Setiawan seorang alumni Universitas Gunadarma, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. - Deduksi salah Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi deduksi yang salah. Contoh: Semua mahluk hidup berkembang biak. Manusia adalah mahluk hidup. Jadi, manusia berkembang biak. Hewan juga berkembang biak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar